Mungkinkah
koperasi siap menghadapi Era Globalisasi saat ini? Menurut saya koperasi saat
ini belum siap untuk menghadapi Era Globalisasi. Bisa dilihat dari banyaknya
koperasi di Indonesia yang mengeluh dalam permasalahan umumnya yaitu kurangnya
sumber modal dan fasilitas yang belum memadai. Selain itu, beberapa tantangan
yang akan dihadapi koperasi dalam menghadapi Era Globalisasi saat ini semakin
sulit.
Pelaku
ekonomi Indonesia ada tiga yaitu BUMN/BUMD, Koperasi dan BUMS (swasta). Dengan demikian
eksistensi koperasi abash di Indonesia, bahkan diharapkan dapat menjadi
soko-guru perekonomian Indonesia. Meskipun tujuan ideal koperasi sebagai soko
guru dalam perekonomian Indonesia, namun peran koperasi kalah jauh dibandingkan
BUMN/BUMD apalagi dengan BUMS.
Ada 5 unsur pokok
koperasi yaitu :
1. Koperasi
sebagai badan usaha
2. Beranggotakan
orang-seorang bagi koperasi primer atau badan hukum koperasi bagi koperasi
sekunder
3. Prinsip
ekonomi sebagai dasar kegiatannya
4. Koperasi
sebagai gerakan ekonomi rakyat
5. Berdasarkan
atas asas kekeluargaan
Prinsip-prinsip dasar
Koperasi Indonesia adalah :
1. Keanggotaan
bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan
dilakukan secara demokratis
3. Pembagian
sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil, sebanding dengan besarnya jasa
dari masing-masing anggota
4.
Pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal
5.
Kemandirian
6.
Pendidikan Perkoperasian
7.
Kerja sama antar koperasi
Pada
waktu krisis moneter dan ekonomi menghantam Indonesia, ternyata BUMS dan
BUMN.BUMD banyak yang kelimpungan gulung tikar, meninggalkan hutang yang
demikian besar. Usaha kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM) yang biasanya
dianggap tidak penting dan disepelekan justru sebagian besar dapat eksis dalam
menghadapi badai krisis. Dengan demikian, sector yang disebut belakangan (UMKM)
dapat menjadi pengganjal untuk tidak terjadinya kebangkrutan perekonomian,
bahkan sebaliknya dapat diharapkan sebagai motor penggerak roda perekonomian
nasional untuk keluar dari krisis. Sebagai missal, banyak peluang pasar yang
semula tertutup menjadi terbuka. Contohnya, akibat mahalnya harga obat, yang
sebagian besar masih harus diimpor, produsen jamu (ada yang membentuk koperasi)
mendapatkan kesempatan memperlebar pasarnya daru pangsa yang lebih menyerupai
“ceruk pasar” menuju kepada pasar yang lebih bermakna.
Terlepas
apakah Globalisasi benar-benar akan terwujud atau hanya impian ataupun kejadian
hanya bersifat parsial saja dan bahkan mungkin dalam bentuk yang sama sekali
berbeda, itu semata-mata rahasia Tuhan Yang Maha Esa. Seandainya Globalisasi
benar-benar terwujud sesuai dengan scenario terjadinya pasar bebas dan
persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang
koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan
internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah
satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibangdingkan pelaku ekonomi
lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relative berat, karena
kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam
peraturan persaingan yang makin alam makin intens dan mengglobal. Kalau kita
lihat ciri-ciri globalisasi dimana penggerakan barang, modal dan uang demikian
bebas dan perlakuan terhadap ekonomi sendiri dan asling (luar negeri) sama,
maka tidak ada alasan bagi suatu Negara untuk meninabobokan para pelaku ekonomi
(termasuk koperasi) yang tidak efisien dan kompetitif.
Koperasi
saat ingin menghadapi era globalisasi ini, kita harus melihat dan mengevaluasi
beberapa aspek diantaranya :
1. Koperasi
masih mempunyai banyak masalah internal seperti kurangnya tenaga kerja ahli di
dalamnya.
2. Koperasi
masih dianggap kurang mampu dalam mengembangkan usahanya dan mensejahterakan
anggota di dalamnya oleh masyarakat.
3. Koperasi
seringkali dalam memasarkan produknya tidak memperhatikan permintaan potensial
di daerah koperasi itu berada.
4. Koperasi
masih kurang dalam memasarkan serta mempromosikan barangnya untuk meraih pangsa
pasar yang cukup bahkan tinggi untuk tetap menjalankan usahanya.
Langkah Koperasi untuk Menghadapi EraGlobalisasi
1. Dalam
menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan
kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan
aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap
koperasi berbeda-beda.
2. Adanya
efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya
tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh
lembaga non-koperasi.
3. Kesungguhan
kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras,
figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta
transparan.
4. Pemahaman
pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai
koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting
karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah
terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami
secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
5. Kegiatan
koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
6. Koperasi
produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali
supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, koperasi pun
mampu setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus
globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi
sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam
memajukan perekonomian. Seandainya globalisasi benar-benar terwujud sesuai
dengan skenario terjadinya pasar bebas dan persaingan bebas, maka bukan berarti
tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam
percaturan perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi
dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang
kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya.
Tantangan
globalisasi mempunyai ciri-ciri adanya pergerakan barang, modal dan uang dengan
bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri)
sama. Sehingga era globalisasi sering menjadi dilema bagi masyarakat,
pemerintah dan dunia usaha. Kita tidak bisa membendung dan menahan bergulirnya
globalisasi di tengah-tengah masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah
mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap tantangan globalisasi. Cukup
kita sadari bahwa globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang
mendunia, tetapi tetap saja berada dalam ranah yang penuh kontroversi.
Di
satu sisi globalisasi mempunyai dampak positif di antara faktor-faktor ekonomi
dunia. Mereka meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas, akan
memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya kesejahteraan
untuk semua. Sebaliknya di sisi lain kelompok anti globalisasi meyakini bahwa
liberalisasi ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan melumpuhkan yang
lemah, menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan struktural negara berkembang
atas negara maju. Untuk itu globalisasi ekonomi haruslah disikapi dengan
kritis, hati-hati, dan penuh perhitungan.
Daftar Pustaka
Ign.
Sukmadiyo dan Hendar. 1997. Ekonomi Koperasi. FE Undip-Untag,
Semarang
Sri
Edi Swasono. 2002. Tantangan Perekonomian Indonesia Masa Depan; Kompetensi dan Integritas
Sarjana Ekonomi Kita.
Mahmud
Thoha (Penyunting). 2002. Globalisasi Krisis Ekonomi dan Kebangkitan
Ekonomi Kerakyatan. Penerbit Pustaka Quantum, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar