Jumat, 25 Oktober 2019

Siapkah Koperasi menghadapi Era Globalisasi ?



Mungkinkah koperasi siap menghadapi Era Globalisasi saat ini? Menurut saya koperasi saat ini belum siap untuk menghadapi Era Globalisasi. Bisa dilihat dari banyaknya koperasi di Indonesia yang mengeluh dalam permasalahan umumnya yaitu kurangnya sumber modal dan fasilitas yang belum memadai. Selain itu, beberapa tantangan yang akan dihadapi koperasi dalam menghadapi Era Globalisasi saat ini semakin sulit.
Pelaku ekonomi Indonesia ada tiga yaitu BUMN/BUMD, Koperasi dan BUMS (swasta). Dengan demikian eksistensi koperasi abash di Indonesia, bahkan diharapkan dapat menjadi soko-guru perekonomian Indonesia. Meskipun tujuan ideal koperasi sebagai soko guru dalam perekonomian Indonesia, namun peran koperasi kalah jauh dibandingkan BUMN/BUMD apalagi dengan BUMS.
Ada 5 unsur pokok koperasi yaitu :
1.      Koperasi sebagai badan usaha
2.      Beranggotakan orang-seorang bagi koperasi primer atau badan hukum koperasi bagi koperasi sekunder
3.      Prinsip ekonomi sebagai dasar kegiatannya
4.      Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat
5.      Berdasarkan atas asas kekeluargaan
Prinsip-prinsip dasar Koperasi Indonesia adalah : 
1.      Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2.      Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3.      Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil, sebanding dengan besarnya jasa dari masing-masing anggota
     4.      Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
     5.      Kemandirian
     6.      Pendidikan Perkoperasian
     7.      Kerja sama antar koperasi

Pada waktu krisis moneter dan ekonomi menghantam Indonesia, ternyata BUMS dan BUMN.BUMD banyak yang kelimpungan gulung tikar, meninggalkan hutang yang demikian besar. Usaha kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM) yang biasanya dianggap tidak penting dan disepelekan justru sebagian besar dapat eksis dalam menghadapi badai krisis. Dengan demikian, sector yang disebut belakangan (UMKM) dapat menjadi pengganjal untuk tidak terjadinya kebangkrutan perekonomian, bahkan sebaliknya dapat diharapkan sebagai motor penggerak roda perekonomian nasional untuk keluar dari krisis. Sebagai missal, banyak peluang pasar yang semula tertutup menjadi terbuka. Contohnya, akibat mahalnya harga obat, yang sebagian besar masih harus diimpor, produsen jamu (ada yang membentuk koperasi) mendapatkan kesempatan memperlebar pasarnya daru pangsa yang lebih menyerupai “ceruk pasar” menuju kepada pasar yang lebih bermakna.
Terlepas apakah Globalisasi benar-benar akan terwujud atau hanya impian ataupun kejadian hanya bersifat parsial saja dan bahkan mungkin dalam bentuk yang sama sekali berbeda, itu semata-mata rahasia Tuhan Yang Maha Esa. Seandainya Globalisasi benar-benar terwujud sesuai dengan scenario terjadinya pasar bebas dan persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibangdingkan pelaku ekonomi lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relative berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam peraturan persaingan yang makin alam makin intens dan mengglobal. Kalau kita lihat ciri-ciri globalisasi dimana penggerakan barang, modal dan uang demikian bebas dan perlakuan terhadap ekonomi sendiri dan asling (luar negeri) sama, maka tidak ada alasan bagi suatu Negara untuk meninabobokan para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang tidak efisien dan kompetitif.
Koperasi saat ingin menghadapi era globalisasi ini, kita harus melihat dan mengevaluasi beberapa aspek diantaranya :
1.      Koperasi masih mempunyai banyak masalah internal seperti kurangnya tenaga kerja ahli di dalamnya.
2.      Koperasi masih dianggap kurang mampu dalam mengembangkan usahanya dan mensejahterakan anggota di dalamnya oleh masyarakat.
3.      Koperasi seringkali dalam memasarkan produknya tidak memperhatikan permintaan potensial di daerah koperasi itu berada.
4.      Koperasi masih kurang dalam memasarkan serta mempromosikan barangnya untuk meraih pangsa pasar yang cukup bahkan tinggi untuk tetap menjalankan usahanya.
Langkah Koperasi untuk Menghadapi EraGlobalisasi
1.      Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda.
2.      Adanya efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.
3.      Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
4.      Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
5.      Kegiatan koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
6.      Koperasi produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam memajukan perekonomian. Seandainya globalisasi benar-benar terwujud sesuai dengan skenario terjadinya pasar bebas dan persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya.
Tantangan globalisasi mempunyai ciri-ciri adanya pergerakan barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama. Sehingga era globalisasi sering menjadi dilema bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Kita tidak bisa membendung dan menahan bergulirnya globalisasi di tengah-tengah masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap tantangan globalisasi. Cukup kita sadari bahwa globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang mendunia, tetapi tetap saja berada dalam ranah yang penuh kontroversi.
Di satu sisi globalisasi mempunyai dampak positif di antara faktor-faktor ekonomi dunia. Mereka meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas, akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya kesejahteraan untuk semua. Sebaliknya di sisi lain kelompok anti globalisasi meyakini bahwa liberalisasi ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan melumpuhkan yang lemah, menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan struktural negara berkembang atas negara maju. Untuk itu globalisasi ekonomi haruslah disikapi dengan kritis, hati-hati, dan penuh perhitungan.










Daftar Pustaka
Ign. Sukmadiyo dan Hendar. 1997. Ekonomi Koperasi. FE Undip-Untag, Semarang
Sri Edi Swasono. 2002. Tantangan Perekonomian Indonesia Masa Depan; Kompetensi dan Integritas Sarjana Ekonomi Kita.
Mahmud Thoha (Penyunting). 2002. Globalisasi Krisis Ekonomi dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan. Penerbit Pustaka Quantum, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar